Imam Edi Siswanto diacara Ngaji Literasi Digital oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Penaruban bagi Takmir Masjid dan Mushala se Desa Penaruban di Masjid An Nuur Komplek MIM Pena, Rabu (30/3/2021). (Foto: Noorlela)
Keberadaan Takmir masjid dan mushala di era digital dituntut bisa menjawab kebutuhan Jemaahnya. Salah satunya dengan berkembang pesatnya Teknologi Informasi (IT), seperti televisi dan handphone yang berbasis Android atau Gadget.
Sebagai salah satu upaya kesiapan peningkatan dan pelayanan Takmir terhadap jemaah pada era digital, maka Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Purbalingga, Jawa tengah Imam Edi Siswanto bekerja sama dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Penaruban menggelar Ngaji Literasi Digital bagi para Takmir Masjid dan Mushala se Desa Penaruban di Masjid An Nuur Komplek MIM Pena, Rabu (30/3/2021) lalu.
Ngaji Literasi Digital kali ke dua bertujuan memberi gambaran dan pengetahuan tentang penggunaan perangkat elektronik utamanya Gadget atau Handphone berbasis Android. Para Takmir diharapkan mampu mencari, mengolah dan menyusun materi dakwah atau informasi agama dan sosial kemasyarakatan secara bijak dan bertanggung jawab.
Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Penaruban, H. Sutaryo, SH saat memberi sambutan di acara Ngaji Literasi Digital bagi Takmir Masjid dan Mushala se Desa Penaruban di Masjid An Nuur Komplek MIM Pena, Rabu (30/3/2021). (Foto: Imam ES)
Kemudian, secara personal Takmir Masjid dan Mushala juga diharapkan bisa mengaplikasikannya dalam kegiatan dakwah dan informasi sosial kemasyarakatan. Dan secara kelembagaan Takmir siap menghadapi tantangan global di dunia maya.
Selain membangun kesadaran dan kecintaan untuk berliterasi secara digital, Takmir juga bisa mencari konten atau website resmi milik pemerintah maupun milik ormas besar seperti Muhammadiyah dan ortomnya. Dengan mengetahui cara mencarinya di internet pada konten resmi tersebut, takmir bisa memiliki rujukan secara digital, mudah dan bisa diakses kapanpun.
Bagi kalangan muda, hal tersebut mungkin tidak begitu sulit, namun bagi para takmir yang belum femlier maka harus perlu bimbingan agar bisa memanfaatkan gadget secara maksimal untuk menunjang dakwahnya dilingkungan masing-masing.
Dari pelatihan tersebut, Takmir Masjid dan Mushala juga diharapkan mampu menerima, memilah, memilih dan membagikan informasi secara bijak pula. Mampu mereduksi informasi yang negatif serta mampu menganalisa dan menghindari informasi hoaks yang merugikan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
Sebagai tambahan informasi dikutip dari Wikipedia, Literasi Digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi digital juga merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengkomunikasikan konten/informasi dengan kecakapan kognitif dan teknikal.
Digital literasi lebih cenderung pada hal hal yang terkait dengan keterampilan teknis dan berfokus pada aspek kognitif dan sosial emosional dalam dunia dan lingkungan digital.
Literasi digital merupakan respons terhadap perkembangan teknologi dalam menggunakan media untuk mendukung masyarakat memiliki kemampuan membaca serta meningkatkan keinginan masyarakat untuk membaca. (IES)
Add Comment