
Penyusun : Aulia Istiqayana, S.Sos / Editor : IES
Sobat bekalbaik.com yang dirahmati Allah, anda tentu sudah hafal dengan surat Al Ikhlas. Surat pendek dengan empat ayat dan masuk dalam kelompok surat Makiyah ini berada di juz ke 30.
Untuk menambah pengetahuan dan semangat kita dalam mengamalkan isi kandungan surat Al Ikhlas, berikut keutamaan-keutamaan yang dapat kami rangkum.
1. Memurnikan Keesaan Allah.
Surat Al Ikhlas di dalamnya menegaskan tentang keesaan Allah Ta’ala dan menolak segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya.
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ – ٤
“Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Jelas sudah bahwa Allah swt tidak bisa dipersekutukan (syirik) dengan apapun karena siifat-NYA yang Esa atau Tunggal.
BACA : https://ediripin.blogspot.com/2020/05/kultum-ramadhan-ustadz-tpq-zakat-itu.html
2. Al Ikhlas bernilai sepertiga Al Qur’an.
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَجُلًا سَمِعَ رَجُلًا يَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ يُرَدِّدُهَا فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ لَهُ ذَلِكَ وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ زَادَ إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَخْبَرَنِي أَخِي قَتَادَةُ بْنُ النُّعْمَانِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah menceritakan kepada kami Ismail telah menceritakan kepadaku Malik dari Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Sha’sha’ah dari Ayahnya dari Abu Sa’id Al Khudzri, bahwa ada seorang laki-laki mendengar seseorang yang membaca Qulhuwallahu Ahad (Surah Al-Ikhlas), ia mengulang-ulanginya.
Pagi harinya, ia menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengutarakan kisahnya yang seolah-olah si laki-laki tadi menganggap terlalu remeh (sedikit) bacaannya.
Spontan Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh surat tadi menyamai sepertiga Alqur’an.” Dan Ismail bin Ja’far menambahkan dari Malik dari Abdurrahman dari Ayahnya dari Abu Sa’id telah mengabariku saudaraku Qatadah bin Nu’man dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.” (Shahih Al-Bukhari No. 6826). (Lihat: Fathul Bari Ibnu Hajar).
*)Penyusun adalah ustadzah TPQ Nurul Iman Penaruban, Kaligondang, Purbalingga.
Add Comment