Penulis : Fitriana Pusporini @pusporini8, Editor : Edi Siswanto
Ibu adalah sosok yang sangat berarti bagi kehidupan umat manusia. Ibu yang melahirkan kita selama 9 bulan dan setelah itu menyusui selama kurang lebih 2 tahun.
Al quran mengabadikan dalam Surat Luqman ayat 14 yang artinya “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu”.
Dan aku sangat bersyukur, Allah SWT memberikan Kesehatan kepada kedua ibuku, ibu kandungku dan ibu mertuaku. Ibuku dan ibu mertuaku tidak ada bedanya, semua sama dalam hal kasih sayang dan perhatian.
Salah satu kenangan yang takkan terlupa adalah pada waktu aku kuliah sambil bekerja. Saat kuliah banyak tugas yang mewajibkan aku memilki laptop.
BACA JUGA : https://www.bekalbaik.com/2021/09/23/cerita-di-kota-wisata-batu-malang-yang-bikin-rindu/
Saat itu aku meminta ijin kepada ibu untuk membeli laptop dengan uang hasil kerjaku karena pada saat itu laptop menjadi kebutuhan yang sangat mendesak untukku sebagai seorang mahasiswi.
Aku tak menyangka ternyata ibu menyetujui dan bilang bahwa ibu memberikan uang 7 juta rupiah untuk membeli laptop. Kata Ibu “pakai uang ibu saja uangmu biar buat yang lain”.
Sejak saat itu aku semakin gigih dalam belajar dan bekerja agar aku bisa wisuda tepat waktu dan menyenangkan hati orang tua.
Pada saat aku memakai laptop untuk pertama kalinya, ya Allah ini barang mahal aku janji takkan menyia–nyiakan pemberian orang tuaku ini. Alhamdulillah 3,5 tahun aku bisa menyelesaikan studi S1 dengan lancar. Aku bisa wisuda tepat waktu dan menikah di usia 24 tahun.
Ibuku yang kedua adalah ibu mertuaku. Aku juga memiliki salah satu kenangan bersama ibu yang sangat berpengaruh besar dalam karirku sampai sekarang.
Saat itu akhir tahun 2016 antara bulan Oktober–Desember. Aku memiliki anak yang kedua sekitar umur 9 bulan. Aku tinggal bersama mertuakuku. Aku ijin kepada ibu, “bu aku ingin mendaftar menjadi seorang penyuluh Agama Islam, apakah boleh bu? Tanyaku. Ibupun menjawab dengan mantap “ya, daftar saja semoga menjadi rezekimu fit” jawabnya.
Seperti ada angin segar aku mendengar jawaban ibu. Ya selama aku hamil anak kedua aku hanya di rumah sampai anakku lahir. Sampai suami memberikan informasi ada lowongan kerja dari Kementerian Agama sebagai Penyuluh Agama Islam dan mengijinkan aku mendaftar.
Aku pamit saat tes tertulis dan wawancara. Aku titip anakku yang kedua sama ibu. Saat pamit aku memohon doanya agar bisa diberikan kemudahan dan kelancaran dalam mengerjakan setiap soalnya.
Alhamdulillah beberapa minggu kemudian aku mendapat kabar lolos menjadi penyuluh Agama Islam sampai sekarang.
Dari dua sosok ibu yang sangat kucintai dan kukagumi aku bisa mengambil kesimpulan bahwa doa ibu baik ibu kandung dan ibu mertua itu tembus sampai langit ke tujuh.
Doa ibu akan membawa anak–anaknya sukses sesuai yang di cita–citakan. Mari berusaha menjadi anak yang berbakti kepada orang tua terlebih kepada sosok ibu. Karena beliaulah kita terlahir ke dunia dan mendapatkan apa yang di cita–citakan karena doanya.
Penulis:
Fitriana Pusporini, S.Sy: lahir di Banyumas 9 Juni 1986, tinggal di Perum Puritama Indah Purbalingga, Jawa Tengah. Lulusan S1 Universitas Wahid Hasyim Semarang (2010). Menjadi Penyuluh Agama Islam di KUA Kecamatan. Padamara Kabupaten Purbalingga Tahun 2017- sekarang.
Karya non fiksi: Makanan Halal dan Thoyib (Baik);Tabloid Aspirasi, 2020. Fiksi: Perjalanan wisata Keluarga H. Imron (Buku Negeri Harmoni; Ditjen BIMAS Islam Kemenag RI, 2022), Buku Antalogi pertama Ya Allah Maafkan Aku dengan judul Pertaubatan Berbuah Pertolongan penerbit Mahir Nulis. Motto hidup, Nikmati setiap proses yang Tuhan berikan. Solo, 28 Februari 2023.
Add Comment