إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْد
Jemaah Jumat Raahimakumulloh.
Sejatinya atau hakikatnya, manusia lahir adalah merdeka, artinya bayi yang lahir ke dunia dalam keadaan suci dan bebas dari segala bentuk ketertindasan.
Sayyidina Umar bin Khatab, ra pernah berkata:
مَتَى اسْتَعْبَدْتُم النَّـــــــــاسَ وَقَدْ وَلَدَتْهُمْ أُمَّهَاتُهُمْ أَحْرَارًا؟
Artinya: Sejak kapan kalian memperbudak manusia, sedangkan ibu-ibu mereka melahirkan mereka sebagai orang-orang merdeka (Kitab al-Wilâyah ‘alal Buldân fî ‘Ashril Khulafâ’ ar-Râsyidîn).
BACA JUGA : https://www.bekalbaik.com/2024/07/18/allah-mencintai-tiga-amalan-sederhana-ini/
Sebagai konsekuensinya, penjajahan sesungguhnya adalah proses pengingkaran akan sifat hakiki manusia. Karena itu Islam mengizinkan membela diri ketika kezaliman menimpa diri.
Pada level tertentu, penjajahan yang mengancam jiwa, umat Islam secara syar’i diperbolehkan mengobarkan perang. Perang dalam konteks untuk kepentingan mempertahankan diri (defensif), bukan perang dengan motif asal menyerang (ofensif).
Dalam surah Al-Baqarah ayat 190 Allah SWT berfirman :
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang melampaui batas.”
BACA JUGA : https://www.bekalbaik.com/2023/08/08/khutbah-jumat-jangan-lalaikan-kewajiban-yang-satu-ini/
Kita memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan agama Allah, untuk itu ayat di atas menegaskan bahwa memperjuangkan kelestarian agama kita dengan sepenuh jiwa dan raga.
Kita bisa menyaksikan bagaimana perjuangan para santri dan ulama masa itu, mereka rela turun ke medan perang menghadapi langsung para musuh.
Jemaah Jumat Raahimakumulloh.
Untuk itu marilah kita sadari bahwa Kemerdekan negara kita Indonesia, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 tidak lepas dari perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Perjuangan para pahlawan kemerdekaan pada masa itu telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kita bangsa Indonesia.
Maka tidak ada kata lain, selain mensyukuri nikmat yang besar ini dengan menjaga dan merawat Kemerdekaan demi kejayaan dan kemajuan bangsa dan negara Kita Indonesia.
Terutama bagi generasi Muda, memahami dan meneladani sisi sejarah kemerdekaan adalah merupakan kewajiban, agar dalam dirinya terpatri dengan kuat semangat untuk mengenang, meneladani dan mengisinya dengan prestasi yang positif.
Jemaah Jumat Rahimakumullah
Memiliki iman dan beramal shaleh, adalah perintah Allah bagi setiap Muslim, tak terkecuali para pemudanya. Pemuda yang beriman, tangguh, siap menjadi agen perubahan, berdedikasi tinggi, professional, jujur dan bertanggungjawab adalah idaman kita.
Dalam sejarah perdaban manusia, pemuda pemuda yang ideal seperti diatas telah berhasil memberikan sumbangsihnya tidak hanya kepada umat Islam tapi kepada seluruh umat manusia. Seperti para Shohabat nabi, hingga pemuda Ashabul Kahfi.
Dimasa muda hingga ahir hayatnya manusia-manusia sholeh itu telah memberikan tauladan yang harus kita contoh, terutama dalam mengisi hidupnya dengan mengabdikan dirinya kepada Allah, bangsa dan negaranya.
Islam mengajarkan kita agar masuk secara kaffah, sebagaimana Firman Allah dalam surah al Baqoroh ayat 208 dan al Kahfi ayat 13.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. al Baqoroh/2 ayat 208).
Artinya: “Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami menambahkan petunjuk kepada mereka.” (QS al Kahfi/18 ayat 13).
Jemaah Jumat Rahimakumullah
Perlu dipahami dan disadari bahwa, mengisi kemerdekaan untuk kemajuan Bangsa dan Negara tentu harus memiliki ilmu pengetahuan yang cukup, yakni ilmu agama sebagai pondasi dasar yang utama, agar hasil karya dan kreatifittasnya tetap dalam kemaslahan atau membawa manfaat kepada umat manusia.
Bukan sekedar mengisi kemerdekaan tanpa arah dan tujuan yang baik dan benar sesuai aturan syariat dan hukum yang berlaku di Indonesia.
Kita prihatin dengan semakin maraknya, para pengguna narkoba dan bentuk kejahatan-kejahatan lainya. Termasuk pemahaman tentang Islam yang tidak komprehensif, sehingga berpotensi cenderung adanya fanatisme sepihak dan berhaluan kiri atau radikal.
Negara Indonesia dibangun atas keberagaman suku, bahasa, adat dan budaya serta agama yang berbeda. Hal ini harus kita pahami sebagai kekayaan dan potensi yang luar biasa untuk memajukan Bangsa dan Negara kita Indonesia.
Saling menghormati dan menghargai, kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa menjadi modal utama adanya perubahan menuju kemajuan dan kejayaan bangsa ini.
Jemaah Jumat Rahimakumullah
Potensi-potensi hal tersebut di atas, harus dipahami oleh umat Muslim saat ini. kita harus mampu membina generasi dibangun atas dasar cinta tanah air, keberagaman dan kemaslahatan atau manfaat.
Sudah banyak contoh negara-negara yang kuat dan maju secara budaya, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dengan tetap memiliki dan memepertahankan akar budaya bangsanya.
Nenek moyang kita adalah, para leluhur yang telah memiliki semangat dan budaya yang tinggi dan tidak dimiliki oleh bangsa lain.
Oleh karenanya, mari kita isi Kemerdekaan Ke 79 RI ini dengan prestasi positif, kreatif, inovasi dan berkemajuan. Sebagi wujud ketaatan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Dirgahayu Ke 79 Republik Indonesia, semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan ampunanNYA kepad kita Bangsa Indonesia, yakni Negara yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur yang artinya agar negara kita menjadi negara yang baik dan seluruh penduduk atau warganya memiliki perilaku yang baik sehingga selalu mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
KHUTBAH 2
إنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا،
رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ .
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّار
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَ
Add Comment