
1. Hadis Tentang Sayyidul Istighfar
a. Disebutkan dalam hadits qudsi yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Allah ﷻ berfirman, “Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi kemudian engkau tidak berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi itu pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540).
b. Sayyidul Istighfar berasal dari hadis sahih berikut:
Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sayyidul istighfar adalah seseorang mengucapkan:
Allahumma anta Rabbi, la ilaha illa Anta, khalaqtani wa ana ‘abduka, wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’udzu bika min sharri ma shana’tu. Abu’u laka bini’matika ‘alayya wa abu’u bidzanbi, faghfir li fa innahu la yaghfirudz-dzunuba illa Anta.”
Kemudian Nabi bersabda:
“Barang siapa mengucapkannya di siang hari dengan penuh keyakinan, lalu ia meninggal pada hari itu sebelum petang, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barang siapa mengucapkannya pada malam hari dengan penuh keyakinan, lalu ia meninggal sebelum pagi, maka ia termasuk penghuni surga.” (Imam al-Bukhari dalam shahîhnya (no. 6306, 6323) dan al-Adabul Mufrad (no. 617, 620). (Fathul Baari 11/97).
2. Teks Doa Sayyidul Istighfar
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku tetap dalam perjanjian dan janji kepada-Mu sesuai kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan perbuatan yang aku lakukan. Aku mengakui segala nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui dosaku. Karena itu ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.” (HR Bukhari no. 6306, 6323).
3. Pendapat Para Ulama Muktabar Tentang Sayyidul Istighfar
• Imam Ibn Hajar Al-Asqalani
Dalam kitabnya Fathul Bari, Beliau menjelaskan bahwa doa ini disebut “sayyid” (pemimpin) karena mengandung makna penghambaan, pengakuan nikmat, pengakuan dosa, dan permohonan ampun secara paling sempurna.
• Imam An-Nawawi
Dalam kitab Al-Adzkar, Imam An-Nawawi menegaskan bahwa Sayyidul Istighfar adalah istighfar yang paling afdhal, dan sangat dianjurkan dibaca pagi dan petang.
• Ibnu Taimiyah
Ibnu Taimiyah menekankan bahwa doa ini mencakup inti tauhid, yaitu pengakuan bahwa Allah satu-satunya Tuhan, dan hamba sepenuhnya berserah diri kepada-Nya.
• Imam Ibnul Qayyim
Beliau mengatakan bahwa doa ini menjadi yang paling utama karena menggabungkan mahabbah (cinta), khauf (takut), raja’ (harap), tawakkal, tawadhu’, dan pengakuan total atas ketergantungan kepada Allah.
- Menurut para ulama,
Sayyidul Istighfar adalah doa istighfar (permohonan ampun) yang paling utama dan tergolong sebagai “penghulu istighfar”.
4. Hikmah Membaca Sayyidul Istighfar
1. Pengakuan total sebagai hamba
Doa ini menegaskan hubungan hamba dengan Tuhannya: diciptakan, diberi nikmat, dan selalu membutuhkan ampunan-Nya.
2. Sarana taubat yang paling sempurna
Mengandung unsur taubat yang lengkap: pengakuan dosa, penyesalan, dan permintaan ampun.
3. Perlindungan dari dosa dan keburukan
Dengan memohon perlindungan dari kejahatan diri sendiri, seorang hamba lebih waspada dari perbuatan maksiat.
4. Jaminan Surga bila dibaca dengan yakin
Sesuai hadis, siapa yang membacanya di pagi atau petang lalu wafat pada hari itu, dijamin masuk surga.
5. Menguatkan iman dan tauhid
Setiap kalimatnya membangun keyakinan bahwa hanya Allah yang mencipta, memberi nikmat, dan mengampuni dosa.
6. Membersihkan hati dan menenangkan jiwa
Istighfar adalah pembersih spiritual, membuka pintu rezeki, dan menjadi sebab turunnya ketenangan.
Penutup
Sayyidul Istighfar bukan sekadar istighfar, melainkan doa agung yang sangat lengkap dan mengandung inti ajaran tauhid serta ketundukan seorang hamba kepada Allah. Membacanya pagi-petang akan membawa ampunan, perlindungan, dan keberkahan hidup serta mati dalam keadaan husnul khatimah.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber.










Add Comment