
Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang dikenal dengan industri rambut palsu dan bulu mata berskala internasional. Sektor ini telah menjadi tulang punggung perekonomian daerah dan menyerap puluhan ribu tenaga kerja dari berbagai kecamatan.
Berdasarkan data Kompas (17 Januari 2024), terdapat 39 pabrik rambut dan bulu mata palsu yang beroperasi di Purbalingga dengan total 38.863 tenaga kerja. Dari jumlah tersebut, 22 perusahaan merupakan investasi asing (PMA) dan 17 lainnya milik investor dalam negeri (PMDN).
Sementara menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purbalingga, sektor industri menyerap sekitar 33,27% dari total 598,66 ribu angkatan kerja pada Agustus 2024, menjadikannya sektor dominan dalam struktur ketenagakerjaan daerah.
BACA JUGA: https://www.bekalbaik.com/mempersiapkan-generasi-berkualitas/
Namun, aktivitas kerja yang padat mulai pukul 07.00 hingga 17.00, bahkan sering dilanjutkan lembur malam menjadi tantangan besar bagi para pekerja, terutama mereka yang telah berkeluarga. Waktu bersama keluarga sering kali tergerus oleh tuntutan ekonomi dan ritme industri yang tidak mengenal lelah.
Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Kalimanah, Imam Edi Siswanto, S.Ag., M.H., menegaskan bahwa waktu bersama keluarga merupakan investasi emosional dan spiritual yang tidak kalah penting dari mencari nafkah. Waktu bersama keluarga adalah nafkah emosional yang tak tergantikan.
BACA JUGA: https://www.bekalbaik.com/memenuhi-kebutuhan-dan-mengelola-keuangan-keluarga/
“Makan malam bersama, membantu pelajaran sekolah, mengajari mendengarkan cerita anak sebelum tidur, atau berbincang santai setelah shalat Maghrib, itu semua bukan hal kecil. Itu adalah bentuk pendidikan batin yang membangun karakter dan kepercayaan diri anak,” ungkapnya dalam kegiatan Bimbingan Perkawinan (Bimwin), Selasa (28/10/2025).
Anak yang merasa diperhatikan dan dicintai oleh orang tuanya cenderung memiliki mental yang stabil, semangat belajar tinggi, dan nilai-nilai moral yang kuat. Sebaliknya, jika orang tua lebih sering absen secara emosional, anak dapat tumbuh dengan rasa hampa dan kehilangan arah.
Islam menegaskan pentingnya keseimbangan ini. Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang paling baik kepada keluargaku.” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini menjadi pengingat bahwa nafkah sejati bukan hanya uang, tetapi juga kasih sayang dan kehadiran.
Kesibukan industri tidak seharusnya menjadi alasan untuk kehilangan kendali atas kehidupan keluarga. Manajemen waktu menjadi kunci harmoni antara pabrik dan rumah, agar pekerja mampu menyeimbangkan antara tugas mencari nafkah dan tanggung jawab membina keluarga.
BACA JUGA: https://www.bekalbaik.com/persiapan-bagi-calon-pengantin-yang-wajib-diketahui-lengkap/
Dalam konteks Bimwin, penyuluh menekankan pentingnya:
- Membuat prioritas harian. Waktu keluarga harus dijadwalkan sebagaimana halnya waktu kerja.
- Mengatur jam istirahat dan ibadah bersama. Ibadah keluarga, seperti shalat berjamaah atau membaca Al-Qur’an bersama, memperkuat ikatan spiritual.
- Menghindari lembur yang berlebihan tanpa urgensi. Tubuh dan hati yang lelah sulit memberi kasih sayang dengan tulus.
Manajemen waktu bukan sekadar disiplin, tetapi juga wujud tanggung jawab spiritual dan sosial terhadap keluarga. Orang tua yang mampu menyeimbangkan peran kerja dan rumah tangga, sesungguhnya sedang mendidik anaknya tentang arti hidup yang tertata dan bernilai.
Selain waktu, literasi keuangan keluarga menjadi aspek penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga pekerja industri.
Banyak konflik rumah tangga berakar dari kesalahpahaman dalam pengelolaan keuangan, bukan semata karena kekurangan uang. Karena itu, penyuluh agama mendorong peserta Bimwin untuk memahami prinsip keuangan keluarga Islami, di antaranya:
- Membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
- Membiasakan menabung dan bersedekah.
- Menghindari utang konsumtif apalagi terjebak bank plencit/riba.
- Melibatkan pasangan dalam perencanaan keuangan.
“Keuangan yang dikelola bersama, dengan komunikasi dan keterbukaan, akan menghadirkan keberkahan,” ucap Imam.
Dalam Islam, harta yang halal dan dikelola dengan bijak akan membawa sakinah dan ketenangan. Sebaliknya, harta yang digunakan tanpa perencanaan sering menimbulkan pertengkaran dan kelelahan batin.
Keluarga adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Di sinilah nilai-nilai iman, tanggung jawab, dan kerja keras ditanamkan.
Manajemen waktu yang baik dan literasi keuangan yang sehat akan menciptakan suasana rumah tangga yang harmonis, penuh kasih sayang, dan seimbang antara lahir dan batin.
Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga seperti ini akan menjadi generasi yang cerdas, berakhlak, dan berdaya saing, sebagaimana firman Allah SWT Ar-Rum: 21.
“Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang.”
Dari tangan-tangan para pekerja pabrik rambut dan bulu mata yang mengharumkan nama Purbalingga, semoga juga lahir anak-anak bangsa yang unggul, berakhlak, dan membawa keberkahan bagi negeri.
Karena sejatinya, waktu dan harta yang dikelola dengan iman adalah dua sayap keluarga sakinah yang mampu terbang tinggi, bukan hanya di dunia, tapi hingga ke surga.(*)










Add Comment