Home » Idul Adha Mengajarkan Ketaatan, Pengorbanan dan Persaudaraan Global
Ceramah Singkat Materi Penyuluh Agama

Idul Adha Mengajarkan Ketaatan, Pengorbanan dan Persaudaraan Global

Oleh Imam Edi Siswanto (PAI Kemenag Purbalingga KUA Kalimanah, Ketua Tim Efektif Media Sosial PAI Kankemenag Purbalingga)

Ketaatan, Pengorbanan dan Persaudaraan Global

Hari Raya Idul Adha merupakan salah satu hari besar dalam Islam yang sarat makna dan pelajaran spiritual. Ia bukan sekadar hari raya penyembelihan hewan, melainkan momentum untuk merenungkan kembali nilai-nilai mendasar dalam ajaran Islam.

Ketaatan kepada Allah, keikhlasan dalam beribadah, serta solidaritas terhadap sesama manusia. Idul Adha juga terkait erat dengan ibadah haji yang mencerminkan kesatuan umat Islam di seluruh dunia.

Kisah Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan putranya Ismail AS atas perintah Allah SWT menjadi simbol utama dalam perayaan ini.

Dari kisah tersebut, umat Islam diajarkan tentang pentingnya ketaatan mutlak dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah, meski sulit atau tidak selalu masuk akal secara duniawi.

Allah SWT berfirman,

قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَاۚ اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ ۝١٠٥

“Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. As-Saffat: 105), yang menunjukkan betapa tingginya nilai ketaatan di sisi Allah.

Ibadah kurban yang dilakukan umat Islam di seluruh dunia setiap Idul Adha bukan hanya seremonial. Lebih dari itu, kurban merupakan manifestasi nyata dari pengorbanan harta dan kenyamanan pribadi demi mendekatkan diri kepada Allah serta berbagi kepada yang membutuhkan.

Dalam Al-Qur’an dijelaskan,

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ ۝٣٧

Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin. (QS. Al-Hajj: 37).

Ibadah haji, sebagai rukun Islam kelima, menunjukkan dimensi kesetaraan dan persaudaraan global umat Islam. Di Tanah Suci, jutaan Muslim dari berbagai bangsa, ras, dan status sosial berdiri sejajar, mengenakan pakaian yang sama, dan menghadap Tuhan yang sama.

Rasulullah SAW menegaskan dalam khutbahnya:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ، أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى

“Wahai sekalian umat manusia, ketahuilah sesungguhnya Tuhanmu satu (esa). Nenek moyangmu juga satu. Ketahuilah, tidak ada kelebihan bangsa Arab terhadap bangsa selain Arab (Ajam), dan tidak ada kelebihan bangsa lain (Ajam) terhadap bangsa Arab. Tidak ada kelebihan orang yang berkulit merah (puith) terhadap yang berkulit hitam, tidak ada kelebihan yang berkulit hitam dengan yang berkulit merah (putih), kecuali dengan taqwanya”. (HR. Ahmad, 22978).

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ “

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang pria dan wanita, dan menjadikanmu berbagai bangsa dan suku agar saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantaramu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa, sesungguhnya Allah Maha Tahu lagi waspada” (QS. al-Hujarat,49: 13).

 إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ “

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu” (QS. al-Hujarat,49: 10).

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰ أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِّن نِّسَاءٍ عَسَىٰ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ “

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kelompok mencela kelompok yang lain, karena boleh jadi mereka yang dicela lebih baik dari mereka yang mencela….” (QS. al-Hujarat,49: 11).

Dalam konteks dunia global saat ini yang diwarnai dengan konflik, ketidakadilan, dan kesenjangan sosial, nilai-nilai Idul Adha sangat relevan.

Umat Islam diharapkan tidak hanya merayakan secara ritual, tetapi juga menjadi pelaku perubahan: memperjuangkan keadilan, mempererat persaudaraan antarbangsa, dan memperluas empati terhadap penderitaan umat manusia.

Kurban bukan hanya menyembelih hewan, tetapi juga menyembelih ego dan kepentingan pribadi demi kemaslahatan bersama.

Dengan demikian, Idul Adha harus dimaknai lebih luas sebagai panggilan spiritual dan sosial. Ia mengingatkan kita untuk terus meneladani ketaatan Ibrahim, keikhlasan Ismail, dan semangat persatuan para jamaah haji.

Di tengah dunia yang semakin kompleks dan terpecah, Idul Adha menghadirkan nilai-nilai universal Islam yang mampu menyatukan dan menyejukkan dunia.

Peran Penyuluh Agama Islam dalam Momentum Idul Adha

Penyuluh Agama Islam memiliki peran strategis dalam menghidupkan makna Idul Adha di tengah masyarakat, baik secara spiritual, sosial, maupun edukatif.

Dalam konteks ini, penyuluh tidak hanya bertugas menyampaikan informasi, tetapi juga menjadi penggerak kesadaran umat terhadap nilai-nilai luhur Idul Adha yang melampaui aspek seremonial.

Berikut adalah peran penting Penyuluh Agama Islam dalam perayaan Idul Adha:

1. Menguatkan Pemahaman Makna Ibadah Kurban dan Haji

Penyuluh bertugas menjelaskan hakikat kurban bukan sekadar menyembelih hewan, melainkan manifestasi ketakwaan dan pengorbanan. Demikian pula, haji bukan hanya perjalanan fisik, tapi perjalanan spiritual menuju Allah. Penekanan pada ayat-ayat seperti QS. Al-Hajj: 37 sangat penting agar umat tidak terjebak pada formalitas belaka.

2. Mendorong Kesadaran Sosial dan Empati

Penyuluh membina masyarakat untuk menyadari dimensi sosial dari kurban, yaitu berbagi kepada yang membutuhkan. Mereka mendorong umat agar hewan kurban disalurkan secara tepat sasaran, menyentuh kaum dhuafa dan wilayah yang kekurangan. Ini sejalan dengan semangat keadilan dan solidaritas Islam.

3. Menjadi Teladan dalam Ketaatan dan Pengorbanan

Sebagai figur publik keagamaan, Penyuluh harus menjadi contoh dalam ketaatan kepada Allah dan keikhlasan beramal. Keteladanan ini lebih kuat dampaknya dibanding sekadar ceramah. Penyuluh harus menunjukkan bahwa semangat Idul Adha bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Membina Kerukunan dan Toleransi

Dalam suasana global yang sering dipenuhi ketegangan dan konflik, Penyuluh berperan menjaga kerukunan antarumat beragama dan antarumat Islam sendiri. Nilai kesetaraan yang ditunjukkan dalam haji dapat dijadikan pijakan untuk membangun harmoni sosial.

5. Mengedukasi tentang Tata Cara Kurban dan Haji yang Benar

Banyak masyarakat yang belum memahami fikih kurban dan manasik haji dengan baik. Penyuluh wajib menyampaikan dengan bahasa yang sederhana dan membumi, baik melalui majelis taklim, khutbah, maupun media sosial. Ini penting agar ibadah dilakukan sesuai tuntunan syariat.

Penyuluh agama Islam adalah jembatan antara nilai-nilai ajaran Islam dan realitas sosial umat. Di momen Idul Adha, mereka bukan hanya penyampai pesan, tetapi juga penggerak transformasi spiritual dan sosial yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan umat Islam modern.

Dengan peran aktif mereka, semangat Idul Adha dapat hidup sepanjang tahun, bukan hanya sehari.

Selamat hari raya Idul Adha 1446 H, semoga kita bisa meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim as dan keteguhan Nabi Ismail as, serta membawa Kita pada kebahagiaan yang hakiki dan iman yang semakin kokoh. (*)

About the author

IES

Add Comment

Click here to post a comment

Jadwal Sholat :


jadwal-sholat

Kalender Masehi – Hijriyah

Masehi HijriyahPerhitungan pada sistem konversi Masehi – Hijriah ini memungkinkan terjadi selisih H-1 atau H+1 dari tanggal seharusnya untuk tanggal Hijriyah


Deprecated: File Theme without footer.php is deprecated since version 3.0.0 with no alternative available. Please include a footer.php template in your theme. in /home/bekalbai/domains/bekalbaik.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121